Asal Usul Rumah Adat Sunda di Kampung Tertua Kota Bekasi
Kampung Adat Kranggan disebut sebagai kampung tertua di Kota Bekasi. Meski sudah dikepung kawasan modern di Kota Bekasi, kampung ini tetap mempertahankan adat istiadatnya, bahkan masih melestarikan rumah adat Sunda.
Kampung ini diyakini sudah ada sejak tahun 1500-an di kawasan yang sekarang dikenal sebagai Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi. Kampung ini hampir mencakup tiga kelurahan serta memiliki sekitar 10 rumah adat.
detikProperti mengunjungi Kampung Adat Kranggan dan bertemu Juru Bicara Kasepuhan Adat Kranggan, Abah Namin pada Rabu (30/10). Ia menceritakan sebenarnya orang Kranggan berasal dari Gunung Putri.
Leluhur mereka, Syaipin yang lebih dikenal sebagai Olot Ipin hijrah ke Kranggan. Olot Ipin hijrah untuk menyiarkan agama Islam dan memperluas wilayah.
“Bapak Uyut Syaidin punya anak Uyut Syaipin (Olot Ipin) dan Uyut Rapidin. Anak yang Uyut Syaipin (Olot Ipin) ini yang hijrah ke Kranggan, tujuannya untuk menyebarkan agama Islam. Kemudian juga memperluas wilayah, sehingga Uyut Syaipin (Olot Ipin) membuka kampung baru di sini Kampung Kranggan,” ujar Abah Namin di Kampung Adat Kranggan, Kota Bekasi, Rabu (30/10/2024).
Ia mengatakan Kampung Adat Kranggan diyakini sudah ada sejak tahun 1500-an. Rumah tersebut sudah bertahan dan diwariskan secara turun temurun sebanyak 7 generasi. Kemudian, sudah ada 9 pemangku adat yang sudah mendiami Rumah Adat Kranggan.
“Kampung Adat Kranggan yang mendiami di rumah adat ini itu sudah generasi (pemangku adat) ke-9 dari asalnya itu dari Kampung atau Desa Kranggan Gunung Putri. Kalau kita bilang, Kranggan Tua di Gunung Putri, Bogor,” ungkapnya.
“Nah, dari sana itu ada keturunan dari sana yang hijrah ke sini membuka kampung. Diperkirakan sekitar abad ke 15 itu membuka kampung Kranggan, dan sekarang sudah keturunan ke-7, dipegang oleh Abah Olot Kisan sebagai Pemangku Adat atau sebagai Sepuh Agung di Kampung Kranggan ini,” sambung Abah Namin.
Rumah ini sebenarnya jarang dihuni karena lebih berfungsi untuk menyimpan padi dan benda pusaka. Namun, ketika ada acara atau kegiatan ritual, rumah ini bisa dipakai untuk kumpul keluarga dan warga, serta tempat untuk tidur.
Ciri khas rumah adat Sunda ditandai dengan bentuk rumah panggung. Khusus rumah di Kranggan, biasanya menggunakan kayu nangka sebagai material utama bangunan.
“Rumah adat Sunda itu ya ciri khasnya rumah panggung, tapi kalau untuk Kranggan yang khasnya ini rumah adatnya seperti ini. Ciri khasnya kita lihat dari bangunan depannya dari papan kayu nangka, bukan jati. Seperti pintu ini usia ratusan tahun tapi masih kuat,” katanya.
Kemudian, rumah adat Sunda juga mempunyai paseban atau halaman depan rumah yang dijadikan tempat berkumpul. Bagian atas area ini diberi atap dengan rangka kayu dan genteng tanah liat.
“Paseban tempat berkumpul, baik berkumpul keluarga, berkumpul rapat, dan di sini di rumah adat Kampung Kranggan sering dijadikan tempat untuk musyawarah warga baik itu musyawarah ketika mau kerja bakti, kemudian juga musyawarah untuk menyambut bulan Maulid,” pungkasnya.